Udin belajar Cinta (2)

Udin belajar cinta (2)

Yup, udin ternyata sedang jatuh cinta.Dan siapakah gadis yang beruntung itu? Namanya Ina.Gadis berambut sebahu yang mempesona Udin.Udin tidak mengenal Ina,begitu juga sebaliknya.Udin tahu ina, tapi tidak sebaliknya.Bagaimana Udin bisa tahu Ina? Tentu saja karena kelas mereka yang bersebelahan.Oh,ya Udin sekarang sedang duduk dikelas 1 smu. Udin di kelas 1-1 sedangkan Ina dikelas 1-2.

***
Sekolah Udin tidak cukup dikenal orang, selain karena lokasinya disekitar pertokoan,sehingga orang yang tidak cukup baik memperhatikan maka sekolah Udin hanya akan tampak seperti jajaran pertokoan, selain dari gerbangnya yang terbuat dari tralis besi yang lebih menampakan sebuah bangunan penjara daripada sebuah sekolah. Lokasi sekolah Udin juga cukup unik, karena dikelilingi pub-pub dan diskotek.Lho kok bisa? Entahlah kadang2 Udin juga tidak habis pikir dengan Pemda yang memberikan izin berdirinya diskotek2 dan pub2 disekitar sekolah Udin.Tapi aneh bin ajaibnya, sekolah Udin terkenal nyantri . Setiap ada hari-hari raya agama, sekolah udin selalu menyelenggarakan acara untuk memperingatinya dengan mengadakan ceramah dengan mengundang penceramah terkenal.
***

Udin sedang melakukan ritual hariannya ketika tiba2 bahunya ditepuk oleh Tantri, teman satu kelasnya yang 6 bulan dikenalnya sejak dia masuk sekolah itu.Tantri datang bersama dengan gangnya, trio T*), Tika dan Tina. Udin yang baru sadar dari ritual hariannya segera pasang posisi normal.

“gak ada apa-apa kok” tiba2 udin nyrocos
kontan saja Trio T segera tertawa terbahak2. Udin bengong dengan tingkah trio T yang datang tak diundang, tertawa gak di antar (emng jaelangkung :p ).
“Ada apa seh?” dengan nada yang agak ditinggikan, Udin bertanya.Trio T segera sadar, kalo udin gak suka dengan tingkah laku mereka dan menghentikan tawa mereka.
“kamu lucu, Din” ujar Tantri
“Emang yang nanya kamu ada apa itu siapa, Din?” tanya Tina
“hayoo… ada apa?” goda Tina.

Udin sadar sejurus kemudian, kalo dia sudah salah dengan ucapannya. Wajah Udin sedikit memerah, Trio T menyadari hal ini dan kemudian mereka berusaha menenangkan Udin.
“gak apa2 lagi, Din nyantai aja” Kata Tantri kemudian.
“yup… gituh aja malu, salting” kata Tika. Muka Udin berangsur-angsur pulih (why I choose this word? Emng lagi sakit apa? :D ).
“So ada apa neh, Din?” kata tina
“Beberapa hari ini ritual harianmu berbeda dengan biasanya, ada apa seh kalo boleh tahu? Cerita donk sapa tahu kita2 bisa bantu kasih solusi” ujar Tantri lagi.
.”Sebenernya kita udah tahu kok tapi kita perlu detailnya neh, kita pengen bantu kamu neh ceritanya, Din” kata Tina lagi. Udin yang dari tadi sudah dalam kekuasaan makhluk2 penggosip nomor wahid se-sekolah itu diam tak berkutik dan demi melihat Tina yang wajahnya cukup meyakinkan saat mengatakan kita sudah tahu kok. Udin merasa tidak punya pilihan selain menceritakannya. Udin mulai menceritakan bagaimana dia jatuh Cinta pada Ina, gadis tetangga kelas mereka sampai sedetail2nya.
Selesai udin bercerita, Tika dan Tina tampak ikut berduka cinta dengan cerita yang baru saja Udin sampaikan sedangkan Tantri, sebaliknya tampak sumringah dengan cerita Udin.Kalau saja Udin tahu apa yang ada dipikiran Trio T saat itu niscaya Udin segera keluar mencari gergaji mesin dan memotong tubuh trio T , dan kemudian besoknya jadi headline koran-koran dikota Udin dengan judul besar2 "trio T masacre".Untungnya saja Udin tidak tahu.
“Ooh, gitu ya.. mmh, ok din kita udah tahu detailnya” kata Tantri “Nah sekarang kita mo diskusiin dulu masalahnya bertiga.. cari solusi yang paling baik. Ntar kita kasih tahu kalo udah dapet solusi yang cucok buat kamu. OK ?” lanjut Tantri.
“Aku boleh ikut diskusi gak? Kali aja aku bisa tambah detailnya lagi” kata Udin
“Ooh tidak, tidak usah… kita udah ngerti kok permasalahannya” kata Tantri. Tika dan Tina yang tadi sering ngobrol tampak diam seribu bahasa.Udin tidak ambil pusing.Yang ada Udin malah senang, ada yang bisa membantunya memecahkan persoalan yang baru kali ini dia hadapi. Maklum Udin baru gede….
“Ok Din, kita pergi dulu mo diskusiin masalah kamu, OK?” kata Tantri lagi, sambil mengajak gangnya keluar kelas.

Waktu menunjukan 9.45 yang berarti 15 menit lagi waktu istirahat habis. Udin diam tidak beranjak dari bangkunya sejak waktu istirahat mulai. (TBC … uhuk2…)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

banyak jalan menuju Blog.. bwahahaha!!!

Euis ke antosan heula...

mengekspos ketidaktahuan