Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2004

about me

etto... darimana,ya mulainya? binun... phewh... anda pernah menghadapi orang yang moody? menyebalkan sekali, bukan? saya yakin pasti menyebalkan, bagaimana tidak? orang yang moody itu sulit sekali ditebaknya. Semenit yang lalu boleh deh ketawa-ketawa, tapi semenit kemudian bisa jadi jutek abis... or cemberut abiez. hee... kok bisa seh? ya bisa lah... namanya juga moudy kusnadi... he he he :) kok, tiba2 ngebahas moody seh? liat donk judulnya... about me!! .aku tuh orangya moody. So aku tahu betul rasanya jadi orang moody, sometimes i wonder why i have such attitude... it's so suck!. Tau deh, susah bener ngilanginnya. I really hate this kind attitude, tapi susaaah sekali menjadi orang yang tidak mood. Easily to pissed of, hard to forgive(aku menjudge diriku seperti itu...). Saking kesalnya dengan sikap moody-ku itu, kadang2 aku berharap untuk bisa jadi seperti soujiro seta, anak buah shishio yang jago pedang (bahkan kenshin pun tak sanggup menghadapinya), yang feelless... alway

another gado-gado

ehm-ehm... hai all, piye kabare? ma'af ya dah jarang ngupdate selain males sekarang ini aku lagi banyak kesibukan laen, mulai dari TA, mencari nafkah, sampe TA yang laen (Tholabul Akhwat) he he he... Beberapa saat yang lalu, aku dikejutkan oleh sebuah berita tentang meninggalnya tokoh seniman Hari Roesli, pada usia 53 tahun... innalillahi wa ina ilaihi rajiun, semoga mendapatkan tempat disisi-Nya. Amiiin... kapankah kita menyusul? esok kah? lusa kah? minggu depan? bulan depan? taon depan? sudah siapkah kita mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang pernah kita buat di dunia ini? sudahkah kita mempersiapkan bekal, untuk kehidupan disana? phewh... Jika aku mengingat tentang kematian ini, aneh... semua gemerlap dunia ini seolah hilang dengan sendirinya. Tak ada indah2nya dunia ini, dan terus terang membuatku "desperate" menjalani hidup ini. Kok bisa? ya tentu saja... Coba renungkan hal ini, seandainya esok mati, maka dunia ini tidak berarti apa2 lagi toh bagi kita