Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2007

review jum'at ini : kasih sayang

ok, review jum'atan... kali ini saya shalat jum'at di mesjid al-ukhuwah balai kota, tidak seperti biasanya (biasanya saya shalat di masjid batan, yang dekat dengan kantor saya) karena hari ini saya daftar kursus ICND, sebuah kursus intensif untuk sertifikasi CCNA. alhamdulillah saya dapat kesempatan pertama untuk sertifikasi yang dibayarin oleh kantor saya tempat bekerja. back to topic... masjid balai kota terletak di dekat balai kota (ya ya ya...) di jalan (mmh.. dijalan apa ya? braga gituh ya?) yang jelas dekat bmc (bandung milk center). jum'atan dimulai pada jam 11.35, karena waktu dzuhur ya jam segitu. penceramahnya lupa, gak inget... (gak berusaha mengingat). tema yang diusung pada khutbah jum'atan kali ini adalah mengenai kasih sayang. jadi dulu, Rasulullah SAW sedang menciumi cucunya (anaknya) dan kebetulan pada saat itu ada seorang sahabat Nabi menyaksikannya. Sahabat tersebut kemudian berkata : saya punya sepuluh anak, tapi tak pernah sekalipun saya mencium kep

hiuman error, sense op apresiet

menyambung tulisan sebelumnya tentang "mengurai benang kusut" salah satu masalah yang dihadapi negeri ini, yang seringkali membuat saya mengurut dada adalah mengenai keamanan/kenyaman transportasi. entah sudah berapa nyawa melayang akibat ketidakmampuan pengelola negeri ini mengurus bidang transportasi yang aman dan nyaman buat rakyatnya. jadi bingung, sebenernya apa seh yang mereka kerjakan? apa yang mereka urus ? maksud saya kejadian ini berulang terus, terus dan terus. seolah gak ada tindakan kongkrit untuk memperbaikinya. ada kejadian "lucu" ketika saya menonton ulasan tv tentang tabrakan maut yang terjadi di merak-banten terakhir ini yang menewaskan 12 orang. dalam ulasan tv tersebut, menurut penyelidikan diketahui bahwa kecelakan terjadi bukan karena hiuman eror tapi karena kerusakan teknis , bahwa bus yang dipakainya tidak layak jalan. kemudi (stir) dari bus lepas sehingga bus tidak bisa dikendalikan dan terjadilah kecelakaan. mengapa saya bilang lucu? karen