pernikahan dan kematian
backsound "hidup dan pesan nabi" ~Bimbo
hidup bagaikan garis lurus, tak pernah kembali ke masa lalu
hidup bukan bulatan bola yang tiada ujung dan tiada pangkal
hidup ini melangkah terus semakin mendekat ke titik terakhir
setiap langkah hilanglah jarak menikmati hidup nikmat di dunia
pesan nabi, tentang mati :
jangan takut mati karena pasti terjadi
setiap insan pasti mati, hanya soal mati
pesan nabi, tentang mati :
jangan lah minta mati datang kepadamu, dan janganlah kau berbuat
menyebabkan mati
tiga rahasia ilahi yang berkaitan dengan hidup manusia :
kesatu tentang kelahiran,
kedua pernikahan
ketiga kematian
penuhi hidup dengan cinta
ingatkan diri saat untuk berpisah
tegakkan shalat lima waktu
dan ingatkan diri saat dishalatkan
pesan nabi : jangan takut mati, meski kau sembunyi dia menghampiri
takutlah pada kehidupan sesudah kau mati, renungkanlah itu.
[melow mode on]
beberapa hari ini belakangan ini event yang sering saya dengar dari teman-teman baik saya tidak jauh-jauh dari dua topik yang saya jadikan judul diatas. berita tentang kematian dan pernikahan. well, sebenarnya it's something ussual aren't they? maksudku pernikahan dan kematian, bukankah sesuatu yang wajar dalam hidup ini? sorry no offensed, tentu saja mengenai kematian ketika kita ditinggalkan seseorang yang kita sayangi kita akan sangat sedih... saya mengatakan it's something ussual, i mean it's happen in our lives.. like or dishlike.. and sooner or later we'll face it anyway...
terlepas dari semua itu, muncul sebuah pertanyaan klasik dalam benak saya : sudah siapkah saya menghadapi ke dua hal diatas? untuk pertanyaan pertama, jika saya di hadapkan pada pertanyaan : siapkah saya menikah? dengan terang, jujur, harot, saya akan menjawab lantang : saya siap, terlepas apapun konsekwensinya (saya harus kerja, nyari duit, harus rela gak maen2 lagi etc2). Tapi untuk pertanyaan kedua, siapkah saya mati? dengan terang, jujur dan lantangpun saya akan jawab : TIDAK! jika saya harus masuk neraka, kalau masuk surgapun saya belum siap menghadapi sakitnya terlepas nyawa dari badan ini yang konon katanya lebih sakit dari ditusuk 1000 pedang atau di kuliti. begitu dahsyatnya sakitnya sebuah kematian (terlepasnya nyawa dari jasad).
menemukan keanehan gak dalam jawaban saya diatas? saya menemukannya... fiuh, malu saya akui sebenarnya tapi gpp lah kita sharing aja. kalau menilik dari jawaban saya diatas tampak bahwa saya adalah seorang yang bego dan tolol, betapa tidak, untuk sesuatu yang belum tentu terjadi saya menjawab lantang : SIAP! padahal untuk sesuatu yang pasti terjadi, saya menjawab : TIDAK SIAP, bukankah ada kesalahan dalam manajemen hidup saya? fiuh...
ah lagi-lagi saya mengeluh... capek deh!
ya Allah Rabbi, ampunkan hamba...
ps: oh iya kalau kamu membenci seseorang, hingga gak mampu memaafkannya coba deh kamu bayangkan kamu mati dan kamu masih menyimpan dendam, atau bayangkan jika dia mati dan kamu belum sempet memberi/meminta maaf... insya Allah semua kesombongan diri tidak mau memberi/meminta maaf bakalan hilang... insya Allah :)
hidup bagaikan garis lurus, tak pernah kembali ke masa lalu
hidup bukan bulatan bola yang tiada ujung dan tiada pangkal
hidup ini melangkah terus semakin mendekat ke titik terakhir
setiap langkah hilanglah jarak menikmati hidup nikmat di dunia
pesan nabi, tentang mati :
jangan takut mati karena pasti terjadi
setiap insan pasti mati, hanya soal mati
pesan nabi, tentang mati :
jangan lah minta mati datang kepadamu, dan janganlah kau berbuat
menyebabkan mati
tiga rahasia ilahi yang berkaitan dengan hidup manusia :
kesatu tentang kelahiran,
kedua pernikahan
ketiga kematian
penuhi hidup dengan cinta
ingatkan diri saat untuk berpisah
tegakkan shalat lima waktu
dan ingatkan diri saat dishalatkan
pesan nabi : jangan takut mati, meski kau sembunyi dia menghampiri
takutlah pada kehidupan sesudah kau mati, renungkanlah itu.
[melow mode on]
beberapa hari ini belakangan ini event yang sering saya dengar dari teman-teman baik saya tidak jauh-jauh dari dua topik yang saya jadikan judul diatas. berita tentang kematian dan pernikahan. well, sebenarnya it's something ussual aren't they? maksudku pernikahan dan kematian, bukankah sesuatu yang wajar dalam hidup ini? sorry no offensed, tentu saja mengenai kematian ketika kita ditinggalkan seseorang yang kita sayangi kita akan sangat sedih... saya mengatakan it's something ussual, i mean it's happen in our lives.. like or dishlike.. and sooner or later we'll face it anyway...
terlepas dari semua itu, muncul sebuah pertanyaan klasik dalam benak saya : sudah siapkah saya menghadapi ke dua hal diatas? untuk pertanyaan pertama, jika saya di hadapkan pada pertanyaan : siapkah saya menikah? dengan terang, jujur, harot, saya akan menjawab lantang : saya siap, terlepas apapun konsekwensinya (saya harus kerja, nyari duit, harus rela gak maen2 lagi etc2). Tapi untuk pertanyaan kedua, siapkah saya mati? dengan terang, jujur dan lantangpun saya akan jawab : TIDAK! jika saya harus masuk neraka, kalau masuk surgapun saya belum siap menghadapi sakitnya terlepas nyawa dari badan ini yang konon katanya lebih sakit dari ditusuk 1000 pedang atau di kuliti. begitu dahsyatnya sakitnya sebuah kematian (terlepasnya nyawa dari jasad).
menemukan keanehan gak dalam jawaban saya diatas? saya menemukannya... fiuh, malu saya akui sebenarnya tapi gpp lah kita sharing aja. kalau menilik dari jawaban saya diatas tampak bahwa saya adalah seorang yang bego dan tolol, betapa tidak, untuk sesuatu yang belum tentu terjadi saya menjawab lantang : SIAP! padahal untuk sesuatu yang pasti terjadi, saya menjawab : TIDAK SIAP, bukankah ada kesalahan dalam manajemen hidup saya? fiuh...
ah lagi-lagi saya mengeluh... capek deh!
ya Allah Rabbi, ampunkan hamba...
ps: oh iya kalau kamu membenci seseorang, hingga gak mampu memaafkannya coba deh kamu bayangkan kamu mati dan kamu masih menyimpan dendam, atau bayangkan jika dia mati dan kamu belum sempet memberi/meminta maaf... insya Allah semua kesombongan diri tidak mau memberi/meminta maaf bakalan hilang... insya Allah :)
Komentar