the train of life
*)Gaya make bahasa inggris judulna euy, meski tahu itu teh bener apa ngga judulan keun bae lah.
Jadi begini saudara-saudara, ide ini terinspirasi ketika mengantar keponakan dan adek ke stasiun bandung untuk naek kereta mutiara selatan jurusan bandung-surabaya yang berangkat jam 5 sore. nothing special seh, hanya saja pada saat nganter itu kan biasanya menunggu, dan menunggu adalah sebuah kegiatan yang membosankan, bukan? Apalagi jika tidak diselingi oleh suatu kegiatan yang menarik. Iseng-iseng sambil menunggu, dari balik kaca jendela kereta aku menerawang jauh menembus kaca jendela (cieeeh bahasanya) memperhatikan kereta-kereta yang datang dan pergi, dengan tujuan yang pasti dan berangkat dengan waktu precise.
Ketika memperhatikan kereta-kereta itu tiba-tiba muncul perasaan iri (serek neh ceritanya), iri dengan kereta? plis deh. Yup, meski pahit untuk mengakui, untuk sesaat aku merasa iri dengan kereta. Mengapa? Jawabannya sederhana : karena kereta-kereta itu memiliki tujuan yang pasti. And you know what? that's it something i don't have right know.
Tidak mengetahui tujuan yang ingin dicapai dalam hidup, pretty anoying (pake N2 apa y2? ) ! . sangat sucks, dan terasa hambar aja menjalani kehidupan.
back to the train, pikiran iseng yang lain mikir lagi. Well, stasiun kereta mirip ibarat stasiun kehidupan. maksud loe? coba dipikir dalam hidup sering kita harus dihadapkan dengan berbagai pilihan, bukan? dan setiap kali kita memilih kita biasanya dihadapkan dengan konsekwensi-konsekwensi, dan kemudian kita pun berusaha mengkalkulasi untung dan rugi dari sebuah pilihan, dan pada akhirnya kita pun memutuskan untuk memilih pilihan itu. Nah, coba analogikan memilih sebuah jalan hidup ibaratkan menaiki sebuah kereta. Sebelum kita naik kereta, kita tentu memilih tujuan yang ingin kita tuju, pada saat kita sudah menentukan tujuan yang ingin kita gapai atau ingin kita tuju, maka memilih naik kereta yang mana bukan menjadi soal lagi kemudian. Tentu saja tidak sesederhana itu juga seh. Yaa setelah kita tahu kereta mana yang ingin kita naiki pun, tentu kita harus mau dan mampu untuk naik kereta itu, ya singkatnya you must pay for the prices (atau dengan kata lain bayar tiketnya oon).
Ada banyak jenis kereta dalam stasiun kehidupan, ada yang namanya kereta kesempatan. Jenis kereta ini tidak selalu tersedia bagi setiap orang, hanya untuk orang-orang yang spesial yang mendapatkan undian tiket khusus saja. Keunikan dari kereta ini adalah kereta ini mampu membawa orang-orang yang menaikinya mencapai tujuan dengan cara yang relatif cepat, dibandingkan jenis kereta yang lainnya. Tidak heran, setiap orang berharap untuk bisa mendapatkan tiket kereta jenis ini.
(bersambung, kalau lagi mood)
Jadi begini saudara-saudara, ide ini terinspirasi ketika mengantar keponakan dan adek ke stasiun bandung untuk naek kereta mutiara selatan jurusan bandung-surabaya yang berangkat jam 5 sore. nothing special seh, hanya saja pada saat nganter itu kan biasanya menunggu, dan menunggu adalah sebuah kegiatan yang membosankan, bukan? Apalagi jika tidak diselingi oleh suatu kegiatan yang menarik. Iseng-iseng sambil menunggu, dari balik kaca jendela kereta aku menerawang jauh menembus kaca jendela (cieeeh bahasanya) memperhatikan kereta-kereta yang datang dan pergi, dengan tujuan yang pasti dan berangkat dengan waktu precise.
Ketika memperhatikan kereta-kereta itu tiba-tiba muncul perasaan iri (serek neh ceritanya), iri dengan kereta? plis deh. Yup, meski pahit untuk mengakui, untuk sesaat aku merasa iri dengan kereta. Mengapa? Jawabannya sederhana : karena kereta-kereta itu memiliki tujuan yang pasti. And you know what? that's it something i don't have right know.
Tidak mengetahui tujuan yang ingin dicapai dalam hidup, pretty anoying (pake N2 apa y2? ) ! . sangat sucks, dan terasa hambar aja menjalani kehidupan.
back to the train, pikiran iseng yang lain mikir lagi. Well, stasiun kereta mirip ibarat stasiun kehidupan. maksud loe? coba dipikir dalam hidup sering kita harus dihadapkan dengan berbagai pilihan, bukan? dan setiap kali kita memilih kita biasanya dihadapkan dengan konsekwensi-konsekwensi, dan kemudian kita pun berusaha mengkalkulasi untung dan rugi dari sebuah pilihan, dan pada akhirnya kita pun memutuskan untuk memilih pilihan itu. Nah, coba analogikan memilih sebuah jalan hidup ibaratkan menaiki sebuah kereta. Sebelum kita naik kereta, kita tentu memilih tujuan yang ingin kita tuju, pada saat kita sudah menentukan tujuan yang ingin kita gapai atau ingin kita tuju, maka memilih naik kereta yang mana bukan menjadi soal lagi kemudian. Tentu saja tidak sesederhana itu juga seh. Yaa setelah kita tahu kereta mana yang ingin kita naiki pun, tentu kita harus mau dan mampu untuk naik kereta itu, ya singkatnya you must pay for the prices (atau dengan kata lain bayar tiketnya oon).
Ada banyak jenis kereta dalam stasiun kehidupan, ada yang namanya kereta kesempatan. Jenis kereta ini tidak selalu tersedia bagi setiap orang, hanya untuk orang-orang yang spesial yang mendapatkan undian tiket khusus saja. Keunikan dari kereta ini adalah kereta ini mampu membawa orang-orang yang menaikinya mencapai tujuan dengan cara yang relatif cepat, dibandingkan jenis kereta yang lainnya. Tidak heran, setiap orang berharap untuk bisa mendapatkan tiket kereta jenis ini.
(bersambung, kalau lagi mood)
Komentar