hiuman error, sense op apresiet

menyambung tulisan sebelumnya tentang "mengurai benang kusut" salah satu masalah yang dihadapi negeri ini, yang seringkali membuat saya mengurut dada adalah mengenai keamanan/kenyaman transportasi. entah sudah berapa nyawa melayang akibat ketidakmampuan pengelola negeri ini mengurus bidang transportasi yang aman dan nyaman buat rakyatnya.

jadi bingung, sebenernya apa seh yang mereka kerjakan? apa yang mereka urus ? maksud saya kejadian ini berulang terus, terus dan terus. seolah gak ada tindakan kongkrit untuk memperbaikinya.

ada kejadian "lucu" ketika saya menonton ulasan tv tentang tabrakan maut yang terjadi di merak-banten terakhir ini yang menewaskan 12 orang. dalam ulasan tv tersebut, menurut penyelidikan diketahui bahwa kecelakan terjadi bukan karena hiuman eror tapi karena kerusakan teknis, bahwa bus yang dipakainya tidak layak jalan. kemudi (stir) dari bus lepas sehingga bus tidak bisa dikendalikan dan terjadilah kecelakaan.

mengapa saya bilang lucu? karena ulasan tersebut menyalahkan kerusakan teknis, bukan kesalahan manusia yang menjadi penyebab kecelakaan. padahal kalau kita pikir lebih jauh, bagaimana sebuah bus yang tidak layak jalan bisa mendapat izin jalan? ujung2nya ya hiuman eror juga. sudah bukan rahasia umum dinegeri ini banyak alat transportasi yang sebenarnya tidak layak jalan, tapi lulus uji. entah bagaimana caranya. fiuh...

bagaimana memperbaiki ini semua? (halah kok tiba2 ngomongin solusi... padahal pengen curhat doank) sebenernya kalau saya melihat semua ini berawal dari kurangnya kita menghargai sesuatu. negeri ini sudah kehilangan rasa untuk menghargai apapun. budaya kapitalisme sudah sedemikian mengakarnya sehingga segala sesuatu saat ini dihargai hanya dengan rupiah.

kok jadi ngelantur? he he he... gini lho, contoh kecil saja. misalnya naik angkot, coba deh perhatikan : normalnya, kalau kita ingin nyaman berangkot ria harusnya : 1 orang duduk didepan, 4 duduk dikursi yang pendek, 6 duduk dikursi yang panjang. tapi apa yang anda dapati ketika naik angkot? anda tentu familiar dengan kata 7 5, belum lagi ada tambahan jok artis.

karena mereka ngejar setoran? (tuh kan ujung2nya duit) so? apa karena harus ngejar setoran jadi kita gak berhak mendapatkan pelayanan dan kenyamanan? wi ar konsumen, wi pey por it. terus apa hubungannya dengan harga menghargai? maksud saya begini, dalam banyak kasus kecelakaan terjadi akibat kelalain kita, akibat keteledoran kita. kita tidak menghargai nyawa seseorang, kenyamanan seseorang sehingga kita sering lalai, ignorans, muatan overload gak peduli asal quota expor terpenuhi... egois bukan?

ada pepatah barat yang bilang ignorance is a blis, tapi menurut gue dalam hal mengenai kepentingan umum itu pepatah yang sangat2 tidak tepat, ignorance is iblis mungkin ini pepatah yang lebih tepat. karena ketidakpedulian kita, keegoisan kita bisa mendatangkan kecelakaan bagi orang lain. itu yang mesti dipahami oleh kita semua, dan itu solusi yang sebenarnya. karena negeri ini telah kehilangan rasa untuk menghargai sesuatu/orang lain maka pangkal masalahnya adalah bagaimana cara menumbuhkan rasa itu, dan itu solusi yang holistik untuk mengurai benang kusut transportasi ini.

kalau rasa menghargai sesuatu/seseorang itu sudah tumbuh, gak akan ada lagi cerita alat transportasi yang usang bisa dapat izin jalan. gak akan ada lagi cerita pencurian kabel listrik. gak akan ada lagi cerita pencurian rel kereta. de el el...

fiuh, keknya tulisannya gak runut deh... gpp ah, namanya juga racauan! oh ya btw mengubah prilaku/sikap/watak ini bukan sesuatu yang mudah lho... pa lagi ngubah prilaku/watak orang lain. pangkas generasi? kejem bener... oh ya aku ada ide neh pangkas generasi tanpa harus dengan cara yang kejam... tanamkan doktrinasi sejak awal pada anak-anak, so jika emang pengen ngerubah negeri ini menjadi lebih baik, bangunlah watak anak-anak yang ada skrg insya Allah 10-20 tahun ke depan akan terbentuk generasi yang lebih baik. oh ya untuk merealisasikan keinginan itu, saya ada mimpi untuk membuat sebuah radio pendidikan... suatu saat insya Allah, mudah2an Allah mengabulkan mimpi saya... jaa mata nee

Komentar

Rachmawati mengatakan…
radio?
will that be effective?
*jarang banget dengerin radio soalnya... ^^)
mboed[No]tabi mengatakan…
hihihi kepikirannya seh itu ma, soalnya lumayan agak murah dibandingkan kalau televisi... efektif atau nggak mungkin harus belajar pemasaran, kerjasama sekolah-sekolah, bikin kejuaraan antar sekolah dengan hadiah untuk sekolah (misalnya printer, komputer dll buat gantiin mesin tik mereka) dll.. insya Allah, insya Allah, insya Allah suatu saat...

Postingan populer dari blog ini

banyak jalan menuju Blog.. bwahahaha!!!

Euis ke antosan heula...

mengekspos ketidaktahuan