mempermalukan orang lain di khalayak...
darimana ya mulainya? ehm... ngebahas isu basi yang terjadi di suatu kampus nan jauh dimato aja kali,ya? ok mulai yaa...
jadi beberapa waktu yang lalu, ramai diisukan terjadi penamparan mantan presiden suatu kumpulan mahasiswa oleh seseorang yang merasa kecewa dengan kinerja sang presiden, dan mengklaim tindakan penamparan yang dilakukan didepan khalayak umum sebagai "bentuk teguran" dari sang pelaku terhadap sang mantan presiden...
saya bukan orang yang ada di tempat kejadian perkara, saya bukan orang yang kenal dengan pelaku dan korban, saya juga tidak tahu mengenai latar belakang sampai terjadinya kejadian, tapi bolehlah saya berkomentar mengenai kejadian tersebut...
imho, untuk alasan apapun... tidak bisa dibenarkan kelakuan yang dilakukan sang pelaku terhadap si korban. tampaknya sang pelaku tidak menyadari betul apa yang dilakukannya, tidak menyadari bahwa apa yang dilakukannya sungguh2 bukan hal yang main2... MEMPERMALUKAN ORANG LAIN DI DEPAN UMUM adalah tindakan yang bukan main2, ini menyangkut harga diri si korban... coba bayangkan for the rest of his life, dia akan ingat bahwa dia pernah ditampar oleh seseorang di depan umum, bahkan didepan mantan rakyatnya... meminjam istilah Nagabonar.. "APA KATA DUNIA KETIKA SEORANG PEMIMPIN DIPERMALUKAN DIDEPAN RAKYATNYA" ini mungkin kesalahan fatal sang pelaku... dan ini yang tidak disadari pelaku... entahlah...
saya pernah membaca sebuah kisah tentang seorang anak yang begitu temperamental, sehingga sering menyakiti orang2 disekelilingnya. sang ayah lalu menyuruh sang anak untuk menancapkan sebuah paku di sebuah papan setiap kali sang anak melampiaskan amarahnya yang menyebabkan orang lain tersakiti. dan memerintahkan mencabut paku yang ditancapkan jika dia berbuat baik sama orang lain. by the time si anak menyadari tingkahnya telah begitu menyakiti banyak orang, kemudian lambat laun diapun mampu mengendalikan amarahnya dan sedikit demi sedikit paku yang tertancap mulai dicabuti satu persatu sampai habis yang menunjukan sang anak sudah berubah sikapnya menjadi lebih baik...
kemudian sang ayah berkata pada anaknya : "Ayah bangga kamu sudah menjadi lebih baik, papan yang penuh paku skrg telah bersih, kamu telah menjadi seseorang yang mampu mengendalikan amarahmu" kemudian sang anak berkata "iya ayah, tapi lihat bekas paku yang ada dipapan itu" kemudian sang ayah berkata kembali "begitulah anakku, ketika engkau berbuat yang menyakiti seseorang maka engkau ibaratkan menancapkan sebuah pake kedalam hatinya dan ketika engkau berbuat baik dan meminta maaf kepadanya maka engkau telah mencabut paku itu. tapi betapapun kamu telah meminta maaf, kamu tidak bisa menghilangkan bekas luka yang sudah tertancap... that's scar will remaining forever"
ya kira2 gituh deh ceritanya... so berhati2lah menyakiti seseorang, apa lagi sampe mempermalukannya didepan umum... luka itu takkan pernah hilang, buoys... sang korban akan mengingat ini sebagai kenangan pahit selama hidupnya...
gituh kali yee... pendapat ane, ya kurang lebih mohon dimaafkan...
jadi beberapa waktu yang lalu, ramai diisukan terjadi penamparan mantan presiden suatu kumpulan mahasiswa oleh seseorang yang merasa kecewa dengan kinerja sang presiden, dan mengklaim tindakan penamparan yang dilakukan didepan khalayak umum sebagai "bentuk teguran" dari sang pelaku terhadap sang mantan presiden...
saya bukan orang yang ada di tempat kejadian perkara, saya bukan orang yang kenal dengan pelaku dan korban, saya juga tidak tahu mengenai latar belakang sampai terjadinya kejadian, tapi bolehlah saya berkomentar mengenai kejadian tersebut...
imho, untuk alasan apapun... tidak bisa dibenarkan kelakuan yang dilakukan sang pelaku terhadap si korban. tampaknya sang pelaku tidak menyadari betul apa yang dilakukannya, tidak menyadari bahwa apa yang dilakukannya sungguh2 bukan hal yang main2... MEMPERMALUKAN ORANG LAIN DI DEPAN UMUM adalah tindakan yang bukan main2, ini menyangkut harga diri si korban... coba bayangkan for the rest of his life, dia akan ingat bahwa dia pernah ditampar oleh seseorang di depan umum, bahkan didepan mantan rakyatnya... meminjam istilah Nagabonar.. "APA KATA DUNIA KETIKA SEORANG PEMIMPIN DIPERMALUKAN DIDEPAN RAKYATNYA" ini mungkin kesalahan fatal sang pelaku... dan ini yang tidak disadari pelaku... entahlah...
saya pernah membaca sebuah kisah tentang seorang anak yang begitu temperamental, sehingga sering menyakiti orang2 disekelilingnya. sang ayah lalu menyuruh sang anak untuk menancapkan sebuah paku di sebuah papan setiap kali sang anak melampiaskan amarahnya yang menyebabkan orang lain tersakiti. dan memerintahkan mencabut paku yang ditancapkan jika dia berbuat baik sama orang lain. by the time si anak menyadari tingkahnya telah begitu menyakiti banyak orang, kemudian lambat laun diapun mampu mengendalikan amarahnya dan sedikit demi sedikit paku yang tertancap mulai dicabuti satu persatu sampai habis yang menunjukan sang anak sudah berubah sikapnya menjadi lebih baik...
kemudian sang ayah berkata pada anaknya : "Ayah bangga kamu sudah menjadi lebih baik, papan yang penuh paku skrg telah bersih, kamu telah menjadi seseorang yang mampu mengendalikan amarahmu" kemudian sang anak berkata "iya ayah, tapi lihat bekas paku yang ada dipapan itu" kemudian sang ayah berkata kembali "begitulah anakku, ketika engkau berbuat yang menyakiti seseorang maka engkau ibaratkan menancapkan sebuah pake kedalam hatinya dan ketika engkau berbuat baik dan meminta maaf kepadanya maka engkau telah mencabut paku itu. tapi betapapun kamu telah meminta maaf, kamu tidak bisa menghilangkan bekas luka yang sudah tertancap... that's scar will remaining forever"
ya kira2 gituh deh ceritanya... so berhati2lah menyakiti seseorang, apa lagi sampe mempermalukannya didepan umum... luka itu takkan pernah hilang, buoys... sang korban akan mengingat ini sebagai kenangan pahit selama hidupnya...
gituh kali yee... pendapat ane, ya kurang lebih mohon dimaafkan...
Komentar
dan tamparan itu juga merupakan sebuah peringatan. Seandainya tidak becus memimpin, mending tak usah memimpin saja.
Tamparan itu akan selalu membekas seumur hidup, sehingga ketika mendapat kesempatan memimpin lagi, dia akan ingat untuk memimpin dengan benar.
Kebenaran layak diungkapkan, walaupun pahit, walaupun dengan tamparan.
:-)
ayo lah kita sudah dewasa kawan, masa mengingatkan/memberikan teguran dengan cara seperti itu?