yume ka
binguuuuuung... ya ya ya sekarang saya sedang bingung saudara-saudara. begitu banyak mimpi yang di genggam dan begitu sedikit waktu yang tergenggam terus waktu yang sedikit itupun entah kenapa harus disia-siakan untuk hal-hal yang seharusnya dipakai secukupnya saja, sekedar pelepas stress (misal maen game)? kalau begini caranya seh mimpi bisa tinggal mimpi saja... phewh!
berbicara tentang mimpi memang bisa menambah semangat hidup. percaya gak? percaya deh. ha ha ha, sebenarnya gak berdasar seh... mmhh... maksudnya saya gak bisa ngasih refrensi atas pernyataan diatas. secara logika seh masuk akal. pada saat kita berbicara tentang mimpi, berarti kita berbicara tentang harapan dimasa depan. mempunyai harapan-harapan akan membuat kita mampu bertahan hidup, seberapa keras pun kehidupan kita hadapi, kita tidak akan pernah dapat terkalahkan selama kita masih punya harapan. mempunyai harapan berarti tidak berputus asa, meskipun saat ini mungkin masih ada angan yang tidak tergapai, selama kita punya harapan bahwa suatu saat angan itu akan tergapai maka dengan sendirinya kita akan merasa optimis.
dan mengenai mimpi-mimpi yang ingin saya gapai, terbagi dalam dua kategori besar yakni mimpi sendiri dan mimpi sosial. maksud loe? mimpi sendiri saya defisinikan sebagai impian egois saya sendiri, impian yang ingin saya gapai untuk memuaskan hasrat saya sendiri. misal : jalan-jalan keliling dunia, dapet beasiswa s3 dijepang, tidur di padang rumput di kaki pegunungan alpen, menikmati hangatnya keju swiss, diguyur daun-daun maple pada saat musim gugur, menulis novel, jadi novelist terkenal, menikah dengan *tuutt*. :shy shy mode on:
dan mimpi sosial? mimpi sosial saya definisikan sebagai mimpi atau angan-angan yang saya ingin wujudkan untuk orang lain. misal : bikin pemondokan buat anak jalanan, bikin panti asuhan, bikin lembaga pendidikan unggulan khusus anak-anak kurang mampu yang memiliki otak jenius (baik itu jenius karena otaknya emang jenius ataupun jenius as hardworker *) di lembaga itu anak-anak dididik supaya jadi scientist2 tingkat dunia, menjadi penemu2 yang menemukan hal2 yang bermanfaat bagi masyarakatnya, punya radio pendidikan yang isinya semuanya mengenai pendidikan (masih inget kan kalo manusia itu punya cara belajar secara audio?). diharapkan radio pendidikan itu akan mengubah pola pikir masyarakat sekarang yang lebih mementingkan urusan perut menjadi lebih mementingkan urusan kepala, mengubah pola pikir siswa yang hedonis menjadi kembali ke jalan yang benar...(te he he he), jalan2 ke tiap2 desa melihat potensi desa tersebut kemudian menjadikan potensi tersebut sebagai produk unggulan sehingga desa tersebut dapat menjadi lebih maju, mendirikan bak tampung air buat petani sehingga terjadi pengaturan pembagian air jadi pas saat kemarau petani tidak harus bingung2 cari kerja lain karena gak ada air untuk bertani.
so much dream huh? entahlah... apa saya sanggup mewujudkannya atau gak. mimpi hanyalah mimpi pada akhirnya jika kita tidak mampu menggapainya.
berbicara tentang mimpi memang bisa menambah semangat hidup. percaya gak? percaya deh. ha ha ha, sebenarnya gak berdasar seh... mmhh... maksudnya saya gak bisa ngasih refrensi atas pernyataan diatas. secara logika seh masuk akal. pada saat kita berbicara tentang mimpi, berarti kita berbicara tentang harapan dimasa depan. mempunyai harapan-harapan akan membuat kita mampu bertahan hidup, seberapa keras pun kehidupan kita hadapi, kita tidak akan pernah dapat terkalahkan selama kita masih punya harapan. mempunyai harapan berarti tidak berputus asa, meskipun saat ini mungkin masih ada angan yang tidak tergapai, selama kita punya harapan bahwa suatu saat angan itu akan tergapai maka dengan sendirinya kita akan merasa optimis.
dan mengenai mimpi-mimpi yang ingin saya gapai, terbagi dalam dua kategori besar yakni mimpi sendiri dan mimpi sosial. maksud loe? mimpi sendiri saya defisinikan sebagai impian egois saya sendiri, impian yang ingin saya gapai untuk memuaskan hasrat saya sendiri. misal : jalan-jalan keliling dunia, dapet beasiswa s3 dijepang, tidur di padang rumput di kaki pegunungan alpen, menikmati hangatnya keju swiss, diguyur daun-daun maple pada saat musim gugur, menulis novel, jadi novelist terkenal, menikah dengan *tuutt*. :shy shy mode on:
dan mimpi sosial? mimpi sosial saya definisikan sebagai mimpi atau angan-angan yang saya ingin wujudkan untuk orang lain. misal : bikin pemondokan buat anak jalanan, bikin panti asuhan, bikin lembaga pendidikan unggulan khusus anak-anak kurang mampu yang memiliki otak jenius (baik itu jenius karena otaknya emang jenius ataupun jenius as hardworker *) di lembaga itu anak-anak dididik supaya jadi scientist2 tingkat dunia, menjadi penemu2 yang menemukan hal2 yang bermanfaat bagi masyarakatnya, punya radio pendidikan yang isinya semuanya mengenai pendidikan (masih inget kan kalo manusia itu punya cara belajar secara audio?). diharapkan radio pendidikan itu akan mengubah pola pikir masyarakat sekarang yang lebih mementingkan urusan perut menjadi lebih mementingkan urusan kepala, mengubah pola pikir siswa yang hedonis menjadi kembali ke jalan yang benar...(te he he he), jalan2 ke tiap2 desa melihat potensi desa tersebut kemudian menjadikan potensi tersebut sebagai produk unggulan sehingga desa tersebut dapat menjadi lebih maju, mendirikan bak tampung air buat petani sehingga terjadi pengaturan pembagian air jadi pas saat kemarau petani tidak harus bingung2 cari kerja lain karena gak ada air untuk bertani.
so much dream huh? entahlah... apa saya sanggup mewujudkannya atau gak. mimpi hanyalah mimpi pada akhirnya jika kita tidak mampu menggapainya.
Komentar