berbicara didepan orang banyak

setelah sekian lama tidak menulis, baik itu diari ataupun blog membuat saya kaku dalam menuangkan ide, menyusun kata-kata menjadi sebuah kalimat yang bisa dimengerti. contohnya tulisan sebelum topik ini, setelah saya baca kembali ada loncatan tema dari satu paragrap ke paragrap berikutnya. pun antar kalimat, terlihat amburadul dan tidak mudah dipahami. well, mungkin saatnya saya harus kembali belajar menulis.

untuk kali ini, saya ingin bercerita atau berbagi tentang berbicara didepan orang banyak. kalau saya ajukan sebuah pertanyaan pada teman-teman, pernahkah teman-teman dihadapkan pada situasi ketika teman-teman diharuskan untuk berbicara didepan orang banyak? saya yakin jawaban teman-teman pasti : pernah. pernahkah teman-teman dihadapkan pada situasi ketika teman-teman harus berbicara dalam suatu jamuan, misalnya jamuan disuatu pesta keluarga, apakah itu halal bihalal, pesta pernikahan, khitanan dlsbnya? dan saya yakin juga pasti jawabannya pernah. pertanyaan selanjutnya : apa yang teman-teman rasakan ketika dihadapkan pada situasi seperti saya tanyakan diatas?

mungkin jawaban teman-teman macam-macam, tergantung kepribadian dari teman-teman. mungkin ada yang bilang : ya biasa aja kale. mungkin ada yang bilang : huu it's so damn stressfull. mungkin ada yang bilang : ah mati kutu awak. etc2...

saya sendiri, untuk saat ini jika berada dalam situasi yang saya tanyakan diatas jawaban saya adalah : it's so stressfull, menakutkan, membuat nyali ciut, mati kutu. dan seabreg jawaban lain yang dapat menggambarkan begitu tidak nyamannya saya kalau harus dihadapkan pada situasi dimana saya harus berbicara didepan orang banyak atau ketika harus masuk melebur kelingkungan dalam suatu jamuan keluarga misalnya.

baru-baru ini, tepatnya hari ini saya bermaksud silaturahmi ke rumahnya Neng. dan kebetulan rumahnya sedang ramai dikunjungi saudara-saudaranya, dan tebak apa yang terjadi? saya menjadi bisu, lidah kelu, salah tingkah, tidak tahu apa yang harus saya perbuat. saya tidak berani memulai suatu topik pembicaraan, saya hanya mendengar dan merespon jika ada yang bertanya. singkat cerita saya menjadi seorang pendengar yang baik.

menjadi seorang pendengar yang baik tentu saja bagus. saya pernah membaca sebuah buku tentang menjadi pendengar yang baik, dalam buku tersebut disebutkan bahwa seorang pendengar yang baik sama langkanya dengan setetes air dipadang pasir. berarti menjadi seorang pendengar yang baik tentu saja bagus tapi belum cukup.

maksud saya, adalah bagus menjadi pendengar yang baik ketika kita melakukan komunikasi verbal, lawan bicara kita adalah seorang yang aktif berbicara. berbeda keadaanya ketika lawan bicara kita sama-sama pasif atau karena ada suatu hal yang mengganjal lawan bicara kita untuk aktif berbicara, misalnya lawan bicara kita segan atau takut untuk berbicara dengan kita maka menjadi seorang pendengar yang baik saja tidak cukup. kita harus berani memulai suatu percakapan, agar komunikasi kita bisa berjalan. jika tidak, maka akan terjadi kevakuman dalam berkomunikasi dan itu tidak baik (menurut pendapat saya lho...).

keberanian untuk memulai suatu percakapan tentu saja tidak mudah. terutama untuk orang-orang seperti saya. kalau mau jujur, saya takut memulai suatu percakapan karena saya takut ditolak, maksud saya, saya takut jika lawan bicara saya menolak topik yang saya ajukan. ya penolakan itu bisa dalam bentuk pengalihan topik, atau respon yang kurang baik dari lawan bicara kita. mungkin sebagian besar dari kita pernah mengalami hal ini. well, being rejected it's something that most of us try to avoid.

saya menyadari kelemahan saya ini. dan saya berjanji pada diri saya sendiri untuk mulai memperbaiki kelemahan saya ini. karena skill seperti ini, suka tidak suka, mau tidak mau saya percaya bahwa suatu saat saya akan dihadapkan lagi pada situasi-situasi dimana saya harus berbicara didepan orang banyak. dan ketika saya dihadapkan pada situasi itu lagi, saya tidak mau lagi mati kutu, tidak pd, takut ditolak atau berbagai perasaan buruk lainnya. apa yang akan saya lakukan untuk menangggulangi/memperbaiki agar saya bisa berbicara didepan orang banyak? saya akan memulainya untuk berbicara dengan teman-teman sekantor saya, berbicara banyak dengan orang2 terdekat saya dan mudah2an itu bisa jadi terapi yang manjur untuk saya agar bisa tampil didepan khalayak dengan percaya diri. supaya saya bisa EXIST... heuheuheu... ganbatte nee budhi-san... haiiiik ganbarrimasu!

Komentar

Anonim mengatakan…
jadi sebenernya ini udah putus atau belum sih
Rachmawati mengatakan…
tidak terlalu suka bicara depan orang banyak, tapi kalau mesti bicara juga...
yah, modal nekat ajah
:D

*kenapa comment di atas jadi ada 'putus-putus' nyah? :-?
Mujianto, SE mengatakan…
persiapan harus kita lakukan agar jangan sampai memalukan banget...ya kalu ada persiapan kan paling tidak kita punya sedikit gambaran apa yang mau kita omongkan jadi biar gak ngalor-ngidul... he hee.

Postingan populer dari blog ini

mengekspos ketidaktahuan

untukmu...

Zard (Izumi Sakai)