mengekspos ketidaktahuan

hampir setiap diri dari kita yang mempunyai panca indra normal (sorry no offense buat yang nggak) pasti pernah nonton yang namanya felm komedi. entah itu di TV, video, komputer, layar tancep atawa yang lainnya. motivasi kita untuk nonton felm komedi itu mungkin sama, untuk mencari hiburan, karena biasanya tema utama dari felm komedi tentu saja tentang kelucuan. objek yang menjadi kelucuan bisa bermacam2 bentuknya, baik itu bulat, oval atau persegi panjang (emang gambar :p, ya ya ya saya tahu ini tidak lucu…).

btt (back to topic) : objek yang menjadi kelucuan biasanya cem macem, mulai dari keluguan dari sang pemain, kesialan sang tokoh utama, atau yang lainnya (sebenernya saya gak nemu contoh objek kelucuan yang lainnya, bisa bantu cariin? ). tapi objek kelucuan yang sering menjadi sentral dalam sebuah felm komedi yang paling sering saya temui adalah tentang keluguan dari sang tokoh utama.

keluguan seseorang baik dalam film komedi ataupun dalam kehidupan nyata, sering kali mengundan kita untuk tersenyum bahkan tertawa. saya tahu ini bukan suatu sikap yang baik, tapi kalau boleh kita jujur dengan diri sendiri pasti kita pernah melakukannya bukan? menertawakan seseorang karena keluguannya?

keluguan, menurut pendapat saya pribadi beranjak dari sebuah ketidaktahuan. maksud saya, seseorang yang bersikap lugu karena dia tidak tahu. karena dia tidak punya pengetahuan tentang sesuatu yang menjadikan dia objek ke”lugu”annya itu.

so, kenapa seh tiba-tiba saya membahas tentang keluguan? jadi ceritanya hari ini saya dapet email dari mailist tentang blog seseorang yang secara tidak langsung membandingkan komunitas blogger suatu pt dengan komunitas blogger dari pt lainnya. karena penasaran sayapun mengunjungi blog yang dimaksud. dan reaksi saya setelah membaca blog yang dimaksud, secara tidak sadar tersungging sebuah senyum simpul dirona wajah ini (halah dramatiz amatz…)

bukan bermaksud menyinggung, tapi jujur saya merasa apa yang disampaikan oleh sang penulis itu begitu lugunya, sehingga memaksa saraf-saraf dimuka saya untuk menyunggingkan sebuah senyuman. mungkin sudah menjadi sebuah kelaziman ketika sebuah keluguan ter-ekpose akan mengundang tawa atau senyuman bagi orang lain.

saya tidak bermaksud melecehkan dengan menertawakan (menyenyumkan) keluguan dari sang penulis. seperti saya sebutkan, mungkin sudah jadi suatu kelaziman kita menertawakan atau (menyenyumkan) keluguan seseorang.

ketika saya memikirkan ide diatas (keluguan/ketidaktahuan seseorang menjadi sebuah objek kelucuan bagi orang lain) timbul suatu pertanyaan iseng dibenak saya, jika demikian (keluguan/ketidaktahuan menjadi sebuah objek kelucuan) maka mungkin Allah akan tertawa setiap saatnya. maksud saya, yu now hiumen rait? makhluk yang penuh dengan keluguan. Ah untung saja, Allah berbeda dengan manusia. Allah gak pernah menertawakan keluguan hambaNya, jika tidak, tentu sudah kiamat semesta ini karena Allah sibuk menertawakan hambaNya. (Astagfirullah…. ampunkan hamba yang kurang ajar ini ya Allah)

dah ah, jangan2 saya juga sedang mengekpose ketidaktahuan(keluguan) saya via blog ini, ah sebaiknya segera di akhiri saja tulisan ini. jaa nee…

Komentar

Anonim mengatakan…
wah hebat ya dirimu cuman bisa sampai tersenyum...
aJOemOni mengatakan…
yay.. hebbboohh..
huhuhuhu...
sapa ttuuuhh?
*clingukan kanan-kiri*
qiqiiqiqi..
sawung mengatakan…
sama euy gw langsung ketawa pas bacanya. :))
mboed[No]tabi mengatakan…
to rime : dihati seh ketawa tapi gak tega euy buat ngakak guling-guling... halah :D
to ajoemoni : ada yang tersundirkah?
to sawung : he he he... senyum ajalah cukup
Rachmawati mengatakan…
K Budi, lugu sama gak gaul sama gak yah?

:D
mboed[No]tabi mengatakan…
kayaknya nama lainnya dari lugu itu ma, gak tega aja pake yang rada 'kasar' pake yang rada halusan aja kata2nya
Anonim mengatakan…
ahahahahahaa... ternyata bukan aku aja yang merasa tulisan itu lucu. hihihihihihihi!

salam kenal ya :)

Postingan populer dari blog ini

untukmu...

Zard (Izumi Sakai)